Pengikut

Rabu, 14 November 2018

Karate itu baik untuk dipelajari, bahkan oleh anak-anak .

Itu karena karate merupakan olahraga tanpa alat dan disebut sebagai olahraga tangan kosong.
Maka itu, saat kita berada dalam bahaya, kita bisa mempraktekkan teknik-teknik karate itu di kehidupan kita.
Kita tak perlu membawa-bawa alat ke mana pun kita pergi karena karate memang tidak membutuhkan alat.
Karena itulah, banyak orang yang tertarik untuk belajar karate.
Yuk, kita mengenal lebih jauh tentang olahraga ini!
1. Berasal dari Jepang
Karate merupakan olahraga yang berasal dari Jepang.
Namun begitu, karate banyak dipengaruhi oleh seni bela diri dari Tiongkok, yaitu kempo.
Saat masuk ke Jepang, tepatnya ke Okinawa, olahraga ini sebenarnya disebut tote.
Tote sendiri berarti bela diri tangan asal Tiongkok.
Namun, orang Jepang pada saat itu sangat nasionalis, tidak mau ada bahasa atau apa pun yang berasal dari luar Jepang.
Maka itu, nama tote diganti dengan karate yang artinya tangan kosong.
2. Aliran dalam Karate
Sama seperti olahraga bela diri lain, karate juga punya banyak aliran.
Ada empat aliran yang diakui oleh Japan Karate Federation (JKF) dan World Karate Federation (WKF).
Keempat aliran itu adalah Shotokan, Gojo-ryu, Shito-ryu, dan Wado-ryu.
Selain itu, ada juga beberapa aliran lain, yaitu Kyokushin, Shorin-ryu, dan Uechi-ryu.
Setiap aliran memiliki fokus dan tujuan yang berbeda-beda, lo.
3. Teknik dalam Karate
Karate memiliki tiga teknik utama, yaitu Kihon, Kata, dan Kumite.
Kihon adalah teknik dasar, seperti pukulan dan tendangan.
Kata adalah teknik atas dalam karate yang dipelajari kalau kita sudah bisa menguasai teknik kihon.
Sedangkan kumite adalah pertarungan saat pemain saling menyerang dengan teknik kihon dan kata yang sudah dipelajari.
4. Sabuk dalam Karate
Sabuk merupakan tingkatan dalam karate yang terbagi menjadi enam sabuk.
Sabuk yang paling rendah adalah sabuk putih.
Lalu ada sabuk kuning, sabuk hijau, sabuk biru, dan sabuk cokelat.
Sabuk yang paling tinggi adalah sabuk hitam.
Para pemain bisa naik tingkat kalau berhasil lulus dalam ujian sabuk.
Ujian sabuk sendiri biasanya diadakan setiap empat bulan sekali, tapi bisa juga sesuai aturan dari pelatih.
Nah, itulah beberapa fakta menarik tentang karate yang harus kamu tahu.

Rabu, 24 Oktober 2018

Punya Sahabat Sejati Sangat Penting Bagi Kesehatan Mental Loh


Ilustrasi - foto istimewa hellosehat.com
Manusia adalah makhluk sosial. Itu sebabnya, memiliki sahabat sejati seperti sudah menjadi keharusan dalam hidup Anda. Tidak hanya sebagai tempat berbagi cerita saat suka dan duka, sahabat juga bisa berdampak baik terhadap kesehatan Anda.
Bahkan, para peneliti baru-baru ini menemukan bahwa persahabatan yang kental saat remaja dapat membantu menjaga kesehatan mental yang baik saat dewasa kelak.
Tidak bisa dipungkiri, menjalin relasi yang sehat membawa banyak manfaat baik dalam hidup Anda. Hal ini kemudian memicu para ilmuwan untuk mulai meneliti efek dari persahabatan yang erat terhadap kesehatan mental seseorang.


Rachel K. Narr, Ph.D., salah seorang peneliti dan beberapa rekannya dari Fakultas Psikologi University of Virginia di Amerika Serikat, melakukan pengamatan jangka panjang terhadap persahabatan yang telah dibina sejak remaja. Studi yang dimuat dalam Journal Child Development ini memang menyatakan bahwa remaja yang memiliki persahabatan akrab cenderung lebih jarang terserang stres. Menariknya, para remaja umumnya lebih bahagia, merasa dihargai, serta dapat meningkatkan kemampuan di bidang akademisnya.
Berangkat dari sinilah para peneliti ingin mencari tahu apakah berbagai manfaat tersebut bisa bertahan hingga dewasa. Untuk itu, Rachel K. Narr dan rekannya meneliti 170 orang remaja berusia 15 tahun, dan terus mengikuti perkembangan mereka selama 10 tahun kemudian.
Para peserta penelitian diminta untuk mengisi kuesioner mengenai sosok teman-temannya serta kualitas pertemanan mereka. Tidak hanya itu, para peneliti juga melakukan wawancara guna mengetahui keadaan emosional para remaja, khususnya mengenai harga diri, kegelisahan, depresi, dan penerimaan diri dalam lingkungan sosialnya.
Hampir semua remaja berpendapat bahwa pertemanan yang berkualitas berarti masing-masing orang saling menghargai, percaya, dan mendukung. Karena itulah lebih mudah bagi para remaja untuk berbagi hal yang sedang dirasakan, yang mungkin sulit untuk mereka bagian kepada orang lain pada umumnya.
Ternyata, penelitian tersebut menemukan bahwa para remaja yang telah membina pertemanan yang erat di sekitar usia 15 tahun, cenderung tidak memiliki gangguan kecemasan sosial (social anxiety), harga diri yang lebih tinggi, dan yang tak kalah penting yakni memiliki risiko depresi yang jauh lebih sedikit di usia 25 tahun. Hal ini berbanding terbalik dengan remaja lainnya yang tidak terlalu intim dalam berteman, bahkan cenderung tidak memprioritaskan persahabatan.
Rachel Narr menuturkan bahwa kualitas persahabatan yang berlangsung selama masa remaja dapat memprediksi aspek kesehatan mental sekaligus emosional seseorang dalam jangka panjang. Pasalnya, persahabatan yang berkualitas nyatanya ampuh untuk menjaga kesehatan mental seseorang hingga bertahun-tahun setelahnya.

Rabu, 17 Oktober 2018

myself

Assalamualaikum...haiii...perkenalkan nama saya MARITSA ROSALIANTI saya tinggal di DESA Jayagiri Dsn.singkup saya suka di panggil ica  tanggal lahir saya 26 Maret 2004